Tinggalkan yang lama,
Menyongsong pradigma baru pendidikan Indonesia
Guru menerangkan, siswa mendengarkan. Guru bertanya, siswa menjawab. Guru member contoh soal, siswa mengerjakannya. Itulah yang biasanya terjadi pada saat proses belajar mengajar matematika. Bagaimana siswa akan dapat mandiri ?
Inovasi pembelajaran matematika perlu di canangkan untuk menuju kualitan kedua. Tentunya hal ini tidaklah semudah membalikkan tangan. Kekuatan matematika harus dibangun pada diri siswa, guru maupun lingkungan belajar. Menanamkan konsep matematika yang baik bukan dengan sekedar memberi informasi pada pesera didik. Siswa harus mampu mengkonstruksi matematika pada dirinya. Untuk itulah peranan guru sebagai fasilitator antara siswa dengan matematika, perlu dikembangkan. Guru harus benar-benar bisa memposisikan diri sebagai fasilitator yang baik. Peningkatan kompetensi guru menjadi tuntutan yang harus dipenuhi olep setiap pendidik.
Untuk itulah saya mulai mencoba membenahi proses belajar mengajar. Langkah demi langkah tapi pasti, perubahan proses pembelajaran pasti akan tejadi. Pembenahan tersebut saya dimulai dari :
1. Mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang baik dan inovatif
Perencanaan pembelajaran adalah 60% dari proses belajar mengajar, Artinya adalah bahwa proses pembelajaran akan sukses atau tidak saangat tergantung dengan perencanaan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu Perencanaan pembelajaran yang baik menjadi target utama pembenahan PBM saya.
2. Menggunakan model-model pembelajaran yang kooperatif disertai model pendekatan berbasis masalah, maupun metode penemuan(inkuiri)
Dewasa ini banyak ahli yang berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik perlu sekali melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pembelajaran matematika perlu dibuat model pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Ada berbagai macam model –model pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM tersdebut. Disamping itu ada juga model pembelajaran kooperatif, pendekatan kontekstual, pembelajaran berdasrkan masalah ataupun model penemuan(inkuiri). Kesemuanya itu berorientasi untuk melibatkan siswa secara aktif didalam proses pembelajaran matematika.
3. Evaluasi dan assessment
Evaluasi dan assessment merupakan rekaman dari hasil pembelajaran kita. Evaluasi dan assessment yang baik merupakan data yang valid dari perkembangan pembelajaran siswa. Oleh karena itu Evaluasi, hasil evaluasi dan assessment harus terdokumen dengan baik sehingga nantinya bias digunakan sebagai bahan refleksi.
4. Refleksi
Refleksi dari proses pembelajaran sangat penting bagi kita untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kita selama proses belajar mengajar. Refleksi bias dari diri kita sendiri, siswa ataupun teman sejawat. Hasil refleksi akan kita jadikan pijakan untuk perencanaan pembelajaran selanjutnya.
Perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, metode, model pembelajaran, evaluasi, assessment dan refleksi menjadi tolok ukur yang dapat langsung dilihat apakah pembelajaran kita sudah mencerminkan bahwa diri kita telah menjadi guru yang inovatif atau belum. Tentunya kita perlu segera berbenah diri untuk menyongsong pradigma baru pendidikan Indonesia.
Kiranya tidak bias ditunda-tunda lagi untuk memulai meningkatkan mutu pembelajaran matematika menuju kualitas kedua. Dimulai dari sekarang, dan dimulai dari diri sendiri.
1 komentar: on "USAHA SAYA UNTUK MENINGKATKAN PBM MATEMATIKA MENUJU KUALITAS KEDUA (antara teori dan pengalaman)"
Bagus Pak Agus. Silahkan diteruskan posting idea atau pengalaman Bapak (Dr. Marsigit)
Posting Komentar